Halo, ini mungkin pertanyaan bodoh, tetapi, tetap ingin saya tanyakan, kenapa ya kalian memilih Windows atau Mac dibandingkan Linux (selain android)?

Jika kalian pengguna Windows/Mac, boleh share

Terima kasih.

  • azteria2000@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    4
    ·
    1 year ago

    Pernah pake linux mint ±5 tahun asik2 aja Pake windows xp sampe ke windows 7 MacOS belum pernah

  • Sauvandu59@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    2
    ·
    1 year ago

    saya menggunakan windows karena software yang sering saya gunakan masih belum mendukung linux.

  • alien@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    2
    ·
    1 year ago

    Kalau saya penguna semuanya tergantung use case 😅

    Tapi OS utama yang saya gunakan sehari hari itu adalah macOS.

    Kenapa terperosok mengunakan macOS sebagai OS utama sehari hari saya, ini semua di mulai ketika saya ingin laptop yang bisa jalan dengan lancar mengunakan OS non windows di tahun 2010, walaupun sebelumnya sudah pernah pakai macOS tapi bukan utama dan bukan pribadi, hanya coba coba saja punya keluarga. Waktu itu saya lagi tergila gila sama *nix, main desktop saya itu ubuntu.

    Ketika saya pakaikan ubuntu ke laptop windows saya, graphic nya tidak terinstall dengan baik, jadi pelan sekali di bandingkan di desktop. Jadi berburu lah saya cari laptop yang graphic cardnya sesuai dengan ubuntu, tidak ketemu ketemu sampai ahkirnya saya pasrah dan beli MBP 2011, karena ubuntu laptop saya sudah tidak nyaman sekali di pakai, akibat ubuntu mulai aneh aneh kasih graph yang berat, dan mau kembali ke windows, waktu itu saya merasakan ke efesienan *nix jauh superior terutama untuk network, jadi saya tidak mau kembali ke windows. Masak mau ssh saja harus pakai putty 😱

    Karena basis os X itu *nix jadi saya familiar dengan perintah perintah terminal, jadi ahkirnya saya pakai macOS, dan kemudian, saya makin terperosok ke ekosistem Apple karena mengunakan produk produk Apple lainnya yang ahkirnya manja dengan kemudahan sync antara semua produk Apple.

    Tapi satu yang harus saya akui, built quality. Sebelum pakai Apple, saya ganti laptop maks tiap 3 tahun, namun pakai MBP 2011 itu baru saya ganti bukan karena pelan, tapi karena matot tahun lalu kurang lebih, jadi lebih 11 tahun dia bersama saya, yang sangking tuanya, homebrew sudah tidak bisa di pakai harus pakai macports. Saya ganti dengan MBP m1 pro 14 inch, walaupun sebenarnya saya agak kuatir dengan masalah SSD tidak bisa di upgrade, karena part ini pasti rusak suatu saat nanti apalagi saya heavy user. Tapi lirik lirik Thinkpad juga sama saja, dan waktu tunggu barang yang saya mau harus nunggu 2 minggu padahal saya butuh cepat dan tidak punya pengganti disaat itu.

    Jadi saya pakai macOS bukan buat gaya, tapi karena memang kebutuhan, built quality hardware maupun software dan karena sudah terlalu dalam terperosok dalam ekosistem. Untung saja saja saat ini semua yang saya butuhkan untuk beraktivitas, bisa di lakukan di macOS.

    Ehm jadi ingat ada kawan beli macbook air di 2013 an hanya untuk gaya duduk di coffe shop, padahal tidak ada internet dan paling dia hanya nonton saja di laptop itu, dan dia tidak familiar dengan os X tepuk jidat

    • SALT@lemmy.my.idOP
      link
      fedilink
      Bahasa Indonesia
      arrow-up
      1
      ·
      1 year ago

      Thinkpad dah pernah coba gan? Biasa bisa tahan sampai lebih dari 10 tahun.

      X220 saya sampai sekarang hidup. Mungkin bisa sampai 15-20 tahunan. Target 20 tahun 😁

      Pakai Fedora 38, kernel ter update 😁.

      Dipakai daily driver buat coding, masih sip…

      Saya kepingin beli M1, cuman masih ragu karena support ARM minim banget terhadap Software… Mostly masih X86

      • alien@lemmy.my.id
        link
        fedilink
        Bahasa Indonesia
        arrow-up
        2
        ·
        1 year ago

        Nyoba pernah om, keluarga ada yang pakai, yang saya suka kalau dulu, lebih mudah di obrak abriknya kalau thinkpad, setidak tidaknya bisa ganti ssd yang pasti rusak, seingat saya t series yang saya incar, itu kenapa target sebelum ganti ke yang sekarang itu adalah thinkpad. Ya masalah waktu harus gantinya sebenarnya, karena tidak terencana dan butuh cepat. Kalau tidak saya bisa saja sambar thinkpad atau m1 14 yang spec nya lebih baik, sekarang saya hanya mengunakan 16 GB ram 512 GB SSD, padahal inginya lebih, tapi yang ready dan cepat adanya ini, apa boleh buat, ahkirnya pakai ini om, untuk jaga jaga saya pakai extended warranty hanya gara gara SSD yang di solder ini.

        Nah itu dia om, untuk beberapa software, arm tidak jalan dengan sempurna banyakan masih x86 walaupun cepat atau lambat saya rasa akan kesana, karena makin banyak yang pakai arm kan om.

        Tapi selama ada versi macOSnya walaupun x86 dengan rosseta ini bisa diakalin, tapi untuk non macOS ini yang agak bermasalah memang. Yang paling bermasalah bila ada satu software yang dibutuhkan tapi tidak ada cara agar dia jalan di arm, dan tidak ada alternativenya, ini yang repot.

        Keuntungan M1 hanya karena effesiensi dan kecepatan, kalau dia compatible itu bisa terasa cepat om, waktu itu lagi diskusi via zoom sama kawan, dia pakai beefy desktop dengan GPU yang mumpuni, kita sama sama jalankan jupyter notebook yang sama, dataset yang sama, sama sama pakai anaconda, dan sama sama optimize untuk masing masing yang kita gunakan. Pass kita diskusi, saat saya run itu barang, saya cepat, terus dia bilang kok di kamu cepat, ahkirnya kita balapan, dia butuh 3 menit an, terus saya coba punya saya, saya dibawah 1 menit. Ahkirnya ya itu om, kalau kita lagi mobile, run nya malahan di saya saja, daripada rdp an, atau opsi lainnya.

        Kalau boleh tahu software apa yang om butuhkan? karena biasanya akan ada saja yang bantu bikin kan kalau dia open atau “open” kayak waktu itu, awal saya mau pakai anaconda, tapi belum official native, tapi saya bisa mengunakannya sesudah cari kesana kemarin 😅 Tapi waktu test balapan sama kawan, kalau saya tidak salah ingat itu sudah native, tapi saya lupa lupa ingat.

        jadi saran saya, kalau om niat pindah ke arm, coba lihat lihat dulu versi armnya, terus alternative nya, dan kalau tidak ada pilihan lain dan opsi RDP atau lainnya tidak ada, sebaiknya tunggu dulu om.

        Ohya kalau software yang om maksud jalan di linux, dan dia ada versi armnya, biasanya mengunakan homebrew https://brew.sh/ ada, tapi kalau tidak, om bisa cek macport https://www.macports.org/ untuk cek apakah ada software itu.

        Sama satu lagi kalau mau cek bisa jalan native apa tidak om bisa main kesini https://doesitarm.com/

        • SALT@lemmy.my.idOP
          link
          fedilink
          Bahasa Indonesia
          arrow-up
          2
          ·
          1 year ago

          Saya kebanyakan butuh container… dan VM, jadi kendala kadang. Saya belum coba emulasi X86 diatas ARM, mungkin nanti research dulu. Sementara pakai thinkpad second hand sudah mencukupi, jadi ya… begitulah

          • alien@lemmy.my.id
            link
            fedilink
            Bahasa Indonesia
            arrow-up
            2
            ·
            1 year ago

            Kalau untuk VM kayaknya yang benar benar jalan mulus itu pakai parallel cuman masalahnya sekarang windows under pararel pun itu arm version, saat ini kayaknya belum ada yang bisa emulasi x86 dengan baik sepanjangan pengetahuan saya om. Pakai docker pun yang arm version juga. Virtualbox masih sangat awal jadi belum bisa di andalkan om.

            • SALT@lemmy.my.idOP
              link
              fedilink
              Bahasa Indonesia
              arrow-up
              2
              ·
              1 year ago

              Ya berarti harus nunggu, cuman rosetta untuk aplikasi mac udah stabil yak?

              • alien@lemmy.my.id
                link
                fedilink
                Bahasa Indonesia
                arrow-up
                2
                ·
                1 year ago

                Aman om tidak ada masalah selama dia software untuk mac om. Rosetta yang menolong saya om, kalau ngga pusing juga om. Dulu sempat ada hick up sedikit, tapi sudah di perbaiki, dan sepanjang saya pakai tidak pernah ada masalah om.

                • SALT@lemmy.my.idOP
                  link
                  fedilink
                  Bahasa Indonesia
                  arrow-up
                  2
                  ·
                  1 year ago

                  Keren keren, Thank you for sharing! Setidaknya dapat masukan dari sesama Power User.

                  Saya coba pertimbangkan nanti, apakah beli atau tidak. Soalnya X220 masih idup… Dan bisa jalanin semua task yang berat, cuman baterai nya kondisi sad.

                  Tadi abis beli baterai lagi… Semoga baik baik aja baterai ya. Wkwkw…

            • SALT@lemmy.my.idOP
              link
              fedilink
              Bahasa Indonesia
              arrow-up
              2
              ·
              1 year ago

              Sad, berarti emang harus beneran nunggu… soalnya server saya sendiri ga ada yang ARM… thanks for sharing…

              Ntar mungkin saya coba cari cloud on arm. Males beli raspberry soalnya… haha…

              • alien@lemmy.my.id
                link
                fedilink
                Bahasa Indonesia
                arrow-up
                1
                ·
                1 year ago

                Iya om, kalau om running sesuatu yang x86 itu masih belum bisa om, walaupun virtualisasi, karena windows arm pun, sepengetahuan saya tidak semua x86 software windows bisa jalan, walaupun untuk gaming, itu tidak ada masalah kelihatannya terutama kalau pakai steam, om bisa lihat di youtube, saya bukan gamer om, jadi saya paling main yang santai, dan di steam pun kebanyakan bisa main di mac maupun di windows, jadi bukan masalah untuk saya.

                Parallel saya sudah lama dan tidak saya upgrade, dan saya pikir saya masih belum butuh, jadi ya saya tidak bisa cobakan atau review untuk om, bagaimana windows 11 arm menjalakan x86 software windows.

                Tapi yang pasti, kalau software itu bisa jalan di windows 11 arm (bentuknya sama persis dengan windows 11 biasa) pasti bisa jalan di virtualisasi mengunakan parallel seharusnya.

                Hhehe benar om, kalau mau latihan dan harganya tidak mahal, docker di arm vps server mungkin bisa jadi latihan, untuk memastikan yang om buat itu bisa jalan di arm.

                Kalau mau yang gratisan, om bisa pakai punya oracle om, karena tidak ada yang lebih murah daripada gratisan kan om 😉

                https://www.oracle.com/se/cloud/free/

                https://docs.oracle.com/en-us/iaas/Content/FreeTier/freetier_topic-Always_Free_Resources.htm

                mudah mudahan bisa membantu om.

                • SALT@lemmy.my.idOP
                  link
                  fedilink
                  Bahasa Indonesia
                  arrow-up
                  2
                  ·
                  1 year ago

                  Wkwkw… Saya agak ga nyaman dengan Oracle. Mending pakai laptop lama di zerotier kan.

                  Nah yang menarik itu, qemu X86 bisa run diatas android, padahal kebanyakan android itu arm 64 kan… 😂

                  Saya belum sempat coba, cuman lihat di forum² rame banget… 😂

  • Iris@lemmy.my.idM
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    2
    ·
    1 year ago

    Karena UX nya better kayak lebih banyak opsi yang bisa diatur melalui GUI, sementara Linux masih ngandelin CLI. Secara support hardware juga lebih bagus dan cepat, tahun lalu repot banget harus backport dll. Supaya on board gpu Intel Jasper Lake dan on board bluetooth bisa jalan soalnya kernel 5 belum support.

    Lalu tentu saja software day to day yang saya pakai 95% hanya ada di Windows dan Mac.

  • azayrahmad@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    2
    ·
    1 year ago

    Pengalaman saya di Windows dan Linux saja, belum pernah pakai Mac. Sebenarnya kebetulan komputer yang saya pakai adalah bekas kantor yang sudah ada Windowsnya.

    Rata-rata aplikasi di Windows mudah diinstal, mudah juga digunakan, semuanya dengan GUI tanpa menyentuh command line dan konfigurasi yang aneh-aneh. User interface aplikasi Windows seperti MS Office dan Photoshop, jauh lebih mudah dipahami daripada aplikasi alternatif Linux seperti LibreOffice dan Gimp. Kurang lebih begitu.

  • Majima@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    2
    ·
    1 year ago
    1. Buat ngegame
    2. Office365 fiturnya paling oke ya di windows
    3. Requirement kerjaan di kantor adalah IE
    • SALT@lemmy.my.idOP
      link
      fedilink
      Bahasa Indonesia
      arrow-up
      1
      ·
      1 year ago

      For real, saya pikir cuman Singapore yang ketinggalan. Saya jarang nemu di corporate IE sekarang, ini kali pertama setelah sekian tahun ada IE (activeX kah ini?)

  • Ilmi@lemmy.my.id
    link
    fedilink
    Bahasa Indonesia
    arrow-up
    1
    ·
    1 year ago

    Saya pakai Windows karena udah gratisan saat beli laptop dan komputer. Selain itu aplikasi-aplikasi utama pendukung penelitian saya sebagian besar berbasis Windows.